Fenomena munculnya Ustad Abdul Somad memang unik. Beliau terkenal tidak melalui siaran di TV melainkan diviralkan melalui media sosial di internet. Kalau saya melihat ini fenomena baru yang sangat menguntungkan satu pihak dan sangat dibenci pihak lain.
Alasannya begini, selama ini, media televisi selalu menjadi raja. Tidak ada media yang paling efektif untuk menyampaikan informasi secara masif kecuali TV. Tapi dengan munculnya media informasi baru yaitu sosial media maka TV seolah menemukan rival baru.
Sudah menjadi rahasia umum dengan menguasai media televisi, maka para kapitalis dapat mengendalikan arus informasi yang akan sampai kepada masyarakat. Dizaman dulu pacaran itu masih tabu, tapi ketika televisi mempopulerkan film cinta/pacaran yang dibintangi artis seperti ranokarno dan roma irama maka anak-anak muda pada zaman itu sudah mulai terbiasa dengan pacaran. Generasi berikutnya film dono kasino indro yang mulai berani menampilkan wanita-wanita seksi. Selanjutnya munculah sinetron-sinetron cinta dengan ratusan episode.
Tidak hanya film, iklan-iklan yang setiap hari diulang-ulang juga ikut menggiring masyarakat ke arah yang mereka mau. Termasuk ustad, kiyai dan ulama yang tampil di tv juga harus yang sudah sesuai dengan selera mereka.
Maka dengan munculnya ustad abdul somad yang terkenal tanpa melalui media televisi membuat mereka kaget, karena jelas ustad abdul somad tidak bisa mereka kendalikan. Dan banyak lagi ulama-ulama lain yang juga populer dengan bantuan media sosial.
Ternyata pengaruh media sosial juga tidak kalah kuat. Terbukti kita sering melihat televisi memberitakan suatu kasus yang terjadi di media sosial. Ini membuktikan media tv sudah mulai mengakui media sosial sebagai sumber informasi.
Jadi, jawaban dari pertanyaan pada judul tulisan ini adalah, mereka membenci ustad abdul somad karena beliau tidak bisa mereka dikendalikan. Keadaan seperti ini sebenarnya kesempatan kita untuk mengsyiarkan dakwah-dahwah islam seluas-luasnya. Karena selama ini selalu disensor oleh media-media televisi. Tentusaja dengan cara yang baik.