Di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini semuanya menjadi semakin mudah. Begitu juga dengan pelayanan publik, dari waktu ke waktu pemerintah selalu berbenah agar memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap masyarakat. Saat ini internet sudah tidak terasa asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, hal ini tentu berbeda dengan keadaan beberapa tahun yang lalu.
Menyambut hal positif tersebut pemerintah membuat website yang berisi berbagai macam informasi sehingga memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi terkait pelayanan publik. Saat ini sudah banyak pemerintah daerah yang memiliki website resmi seperti contohnya jabarprov.go.id, jakarta.go.id, papua.go.id hingga website pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta.
Digitalisasi informasi untuk publik ini sangat menguntungkan karena ketika masyarakat ingin mengurus sesuatu dan tidak tahu bagaimana prosedurnya dia bisa langsung melihat di website pemerintah daerah untuk mendapatkan kejelasan. Hal tersebut tentu saja lebih efisien daripada harus pergi langsung ke kantor pemerintahan.
Salah satu website resmi pemerintah daerah adalah website Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang beralamat di jogjaprov.go.id. Disana kita bisa mendapatkan berbagai macam informasi terkait prosedur pembuatan akta kelahiran, pencatatan perkawinan, perceraian, kematian, pengakuan anak, pengangkatan anak, hingga prosedur permohonan perubahan nama. Selain itu informasi yang disajikan dalam web resmi DIY adalah pedoman bagi pebisnis pemula yang ingin mendirikan bangunan di Yogyakarta. Website ini juga mudah diakses di handphone. Berita-berita yang tampil dalam halaman depan website juga merupakan berita yang selalu di update. Desainnnya pun simpel dengan sebagian besar didominasi warna putih.
Akan tetapi nampaknya website pemprov DIY ini kurang diperhatikan pengelolaannya. Terbukti ternyata masih banyak dead link pada konten dalam website yang ditautkan pada alamat web yang lain. Bahkan banyak tautan link yang mati yang berasal dari konten-konten pariwisata. Hal tersebut tentu saja sangat disayangkan. Apalagi dead link yang kebanyakan dari konten pariwisata seharusnya mampu membawa pengunjung ke link terkait sehingga tak hanya meningkatkan traffic namun juga meningkatkan kunjungan wisatawan di pemprov DIY. Jika dikupas lagi kekurangan website yang dikelola oleh staff dinas Komunikasi dan Informasi DIY ini adalah pada bagian kalender kegiatan yang tidak update. Padahal sebenarnya banyak sekali agenda-agenda yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Meskipun begitu berita-berita yang terkait dengan kebijakan pemprov DIY maupun agenda lain yang dilakukan oleh pemprov DIY selalu diperbaharui dan berada di halaman utama. Pengunjung yang mampir ke website tersebut tentu akan tahu agenda apa yang baru saja dilakukan oleh pemerintah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara keseluruhan memang website resmi milik pemprov DIY menyediakan informasi yang cukup lengkap .
Hal yang paling disayangkan dari website pemprov DIY yaitu sepertinya pemerintah memang kurang serius untuk mengelola website resminya. Padahal website itu dapat diibaratkan sebagai pintu gerbang. Pintu gerbang yang menyambut masyarakat dalam Jogja maupun luar Jogja untuk bisa mengenal lebih dalam provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu desain yang dipakai oleh website pemprov DIY tidak dapat menunjukkan wajah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah yang berbudaya dan kaya akan potensi wisatanya. Jika daerahnya sudah diberi predikat sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta, nampaknya website pemprov DIY ini belum bisa dikatakan istimewa. Masih biasa-biasa saja apalagi jika dibandingkan website milik provinsi lain seperti jakarta.go.id dan jabar.go.id